Connect with us

Masyarakat Diimbau Jauhi Konten Radikalisme dan Intoleransi

KABAR

Masyarakat Diimbau Jauhi Konten Radikalisme dan Intoleransi

SYIARNUSANTARA.ID – Masyarakat diimbau untuk menjauhi konten keislaman di internet yang mengajarkan radikalisme dan intoleransi. Sebab, jika tidak cerdas dalam memilih konten keagamaan, dikhawatirkan masyarakat akan terprovokasi hingga mengakibatkan ketidakharmonisan umat beragama.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Keagamaan (Kemenag) Muharram Marzuki. Berkembangnya konten Keislaman di media sosial, menurutnya, dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Konten keislaman ini, kata dia, juga bisa memperkuat jati diri sebagai Muslim.

”Saya pikir tidak hanya keislaman, konten keagamaan lain juga masing-masing agamanya mereka menyampaikan artikel keagamaannya. Saya pikir itu bagus,” katanya.

Kendati begitu, kata Muharram, konten yang diunggah sebaiknya ditujukan untuk penguatan internal keagamaannya sendiri. “Pengunggah konten tidak melakukan misi keagamaan kepada orang yang sudah menganut agama lain. Dengan demikian, kerukunan antar umat beragama dapat tercipta,” katanya.

Terkait meningkatnya konten keagamaan yang disebarkan lewat berbagai media, dia berharap masyarakat cerdas dalam menonton konten-konten tersebut.

“Konten keagamaan tidak hanya Islam kan, bahwa setiap konten keagamaan itu masyarakat harus cerdas melihat subtansi dalam media sosial itu. Jangan sampai terjebak dengan paham ke agamaan radikal, intoleran yang antikebinekaan, itu tidak boleh,” ujarnya.

Sekitar 132,7 juta warganet di Indonesia menghadirkan peluang untuk menghadirkan konten keislaman kepada masyarakat. Apalagi, mayoritas warganet berasal dari usia muda, yakni 35-44 tahun atau 38,7 juta jiwa, setara dengan 29,2 persen.

Karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengatakan penggunaan smartphone dalam penyebaran konten keislaman menjadi yang tertinggi belakangan ini. Daripada tema lain, konten keislaman yang diakses lewat telepon pintar mendapatkan porsi terbanyak 70 persen.

Dengan demikian, materi-materi dakwah kini bisa mudah ditemukan masyarakat dengan hanya bermodalkan telepon pintar. Mereka dapat mengakses berbagai macam konten dakwah dari ustaz-ustaz di media sosial.

Saat ini, kata Muharram, Kemenag sedang melakukan penelitian tentang perkembangan konten keagamaan. Penelitian tersebut saat ini sedang berjalan sehingga belum bisa diumumkan.

Muharram menyambut positif temuan dari Kemenkominfo tentang peningkatan konten keislaman, khususnya melalui penggunaan smartphone. Menurut dia, hal tersebut merupakan sesuatu yang positif. Itu bahwa kehidupan ke agamaan di Tanah Air semakin bagus.

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

More in KABAR

To Top